Thursday, May 30, 2019

(Review Buku) Mengenal Secara Ringkas Sosok Sahabat Rasulullah saw

pictured by Gramedia Digital


Judul buku          : Sirah 60 Sahabat
Penulis               : Ummu Ayesha
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit        : 2017
Ketebalan           : 328 hal
ISBN                  : 978-602-03-4637-3


Mengenal pribadi para sahabat Rasulullah adalah salah satu penyubur iman. Buku ini jadi sarana bagi saya mengenal enam puluh orang sahabat Rasulullah saw. Tidak mendalam memang tetapi poin pentingnya dapat. Siapa namanya, asal, kelahiran, kapan masuk Islam, apa yang dialami saat awal memeluk Islam serta kontribusi terhadap Islam. Saya membaca versi e-booknya.

Penulis meringkas kisah – kisah mereka dari berbagai sumber. Dengan catatan, nama Khulafaurasyidin tidak dibahas disini. Sebab penulis membahasnya secara khusus dalam buku berbeda.

 Nama – nama sahabat yang kurang familiar bagi saya ada di buku ini. Seperti Miqdad bin Amru ra, Abu Jabir ra, Abu Ayyub Al - Anshari ra, Abu Musa Al – As’ary ra dan lain sebagainya. Kisah mereka tak kalah heroik dengan sahabat – sahabat besar seperti Mushaib bin Umair, Abdurahman bin Auf, Zubair bin Awwam dan lain sebagainya.

Enam puluh sahabat yang diceritakan dalam buku ini memiliki benang merah. Pertama, mereka beriman kepada Allah swt dengan pemikiran. Mereka masuk Islam setelah mendapatkan penjelasan mengenai Islam, baik melalui teman, sahabat, kerabat ataupun sejak awal secara langsung didakwahi Rasulullah saw.

Allah swt berkenan memberi hidayah pada mereka setelah mereka sendiri berupaya mendapatkannya. Keimanan yang diperoleh dengan pemikiran membuat keislaman mereka berkualitas tinggi.

Maka beruntunglah orang – orang yang serius dalam berpikir. Seperti Thalhah bin Ubaidillah ra yang serius mendengar nasihat seorang pendeta tentang kabar adanya nabi baru. Nabi tersebut membawa petunjuk dan rahmat. Ia pun segera mencari tahu mengenai kabar tersebut hingga mendapatkan kebenaran.

Atau seperti Sa’id bin Zaid yang sebelum Islam datang dia tidak menyembah berhala. Dia anggap hal itu melenceng dari ajaran Nabi Ibrahim. Dia pun termasuk yang menolak budaya membunuh bayi perempuan saat itu.

Meski seorang budak Bilal bin Rabbah seorang yang cerdas, sebab ia peduli pada kondisi Mekkah saat itu. Ia mengikuti perkembangan hebohnya nama Muhammad yang mengajak menyembah Allah swt semata. Ia mengenal sosok Muhammad yang bergelar al amin. Alhasil Bilal pun tertarik pada ajaran yang dibawa Muhammad.

Kedua, mereka sama – sama mendapat tantangan dari orang – orang kafir pasca masuk Islam. Siapapun dia, kalangan terhormat atau budak, miskin atau kaya semua mendapatkan ujian keimanan dari orang – orang kafir.

Hanya saja kadar ujian keimanan yang mereka alami berbeda – beda. Ada yang sekedar pernyataan penolakan dari keluarga dan kerabat seperti yang dialami oleh Hamzah bin Abdul Muthalib ra dan Abu Ubaidillah bin Jarrah ra.

Ada yang mengalami tekanan batin seperti yang dialami Sa’ad bin Abu Waqash ra saat ibunya mogok makan karena protes ia masuk Islam. Ada pula yang mengalami siksaan ringan seperti kondisi Mushaib bin Umair ra.

Ada yang disiksa dengan siksaan berat seperti yang dialami Keluarga Yasir dan Bilal bin Rabbah. Namun mereka semua tetap konsisten di jalan Islam meski mendapat cobaan.

Ketiga, mereka semua berislam secara produktif. Dengan keimanan berkualitas tinggi mereka menghasilkan berbagai karya berupa amal salih untuk Allah swt dan RasulNya.

Mereka menuruti segala yang diperintahkan dan dilarang oleh Rasulullah saw. Mereka bersemangat belajar kepada Rasulullah, taat beribadah dan berperang bersama Rasulullah demi kemuliaan Islam.

Membaca satu persatu kisah sahabat secara mendalam tentu akan mendapat inspirasi lebih banyak lagi dari ini. Namun sebagai awal perkenalan buku ini cukup bagus. Penyampaiannya juga cukup ringan dan enak dibaca.

0 Comments

Post a Comment