Merdeka.com |
Tauhid adalah pangkal keislaman seorang
muslim. Tidak sah seseorang menjadi muslim tanpa pengakuan dari hati, lisan dan
prilakunya bahwa tiada sesembahan selain Allah swt dan Muhammad saw adalah
utusan Allah swt. Kalimat tauhid pun dinyatakan seorang muslim setiap kali ia salat.
Dengan kedudukannya yang begitu tinggi, tak heran jika kalimat tauhid amat
sakral bagi kaum muslim. Wajar pula jika kaum muslim merasa bahwa secarik kain
berwarna hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid itu adalah milik mereka.
Terlebih
ini dibenarkan oleh hadist Rasulullah saw. Kain bertuliskan kalimat tauhid tersebut
adalah bendera dan panji Rasulullah saw. Ibn ‘Abbas berkata: “Rayah Rasulullah saw.
itu berwarna hitam dan Liwa’-nya berwarna putih.” (HR at-Tirmidizi).
Hingga kejadian luar biasa baru – baru
ini viral. Anggota banser membakar bendera Rasulullah saw. Peristiwa ini
melukai kaum muslim. Terluka sebagaimana sakitnya penghinaan terhadap al Qur’an
surat al Maidah ayat 51.
Tokoh – tokoh umat Islam mengungkapkan kekecewaan. Kaum muslim di berbagai daerah seperti Bogor, Garut, Banten pun mulai turun ke
jalan untuk melakukan aksi bela bendera tauhid. Kejadian kali ini memang lebih
menyedihkan. Sebab pelakunya adalah muslim. Pada momen peringatan Hari Santri
mereka telah menodai simbol Islam.
Sebagai muslim sudah menjadi sebuah
kewajiban untuk memuliakan Islam. Termasuk memuliakan simbol – simbol Islam
seperti bendera tauhid. Jika sebuah ormas Islam selalu menyertakan bendera
tauhid dalam setiap kegiatannya, bukan berarti itu simbol organsisanya.
Tentu
kita prihatin saat sekelompok orang membakar bendera tauhid dengan alasan benci
kepada ormas tersebut. Benci pun, apalagi kepada saudara seiman tak selayaknya
ditunjukkan dengan cara serendah itu. Bila merasa saudaranya salah maka
nasihatilah dengan bijak. Bukan berbuat kerusakan.
Al liwa’ dan ar rayyah adalah simbol
kepemimpinan dalam Islam. Pada zaman Rasulullah saw dan Khulafaur Rasyidin,
keduanya selalu dibawa serta setiap kali perang. Misalnya pada saat Perang Khaibar, Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh aku
akan memberikan ar-Rayah ini kepada seorang laki-laki yang mencintai Allah dan
Rasul-Nya. Allah akan memberikan kemenangan kepada dirinya.”Umar bin
al-Khaththab berkata, “Tidaklah aku menyukai kepemimpinan kecuali hari itu.”
(HR Muslim).
Saya seorang muslim. Mencintai Islam. Termasuk
mencintai bendera tauhid yang merupakan bagian dari Islam. Saya ingin hidup
dengan kalimat La ila haillallah Muhammadarrasulullah. Saya pun ingin mati
dengan kalimat itu. Dan ingin hidup kembali dengan kalimat itu. Semoga yang
membenci kebenaran segera bertaubat. Aamiin.
0 Comments
Post a Comment