Fenomena hijaber patut kita syukuri. Sebab berhijab atau menutup
aurat bagian dari perintah Allah swt bagi muslimah. Kesadaran berislam makin
meningkat, tentu membahagiakan. Orang beriman mana yang tak senang dengan
kebaikan. Iya kan?
Beberapa tahun belakangan gamis (jilbab) jadi tren berpakaian
muslimah. Jelang lebaran ini pun, gamis masih bertahan menjadi pakaian yang
banyak diminati. Seiring dengan meningkatnya kesadaran berislam pada diri kaum
muslim, ke depan sepertinya gamis masih jadi tren. Bahkan diikuti dengan tren
baru, yaitu cadar.
Meski berbagai upaya membunuh citra positif Islam terus dilakukan
oleh para pembenci, nyatanya tren berhijab jalan terus. Manusia takkan bisa
menghalangi terbitnya fajar. Alhamdulillah.
Di tengah kebahagiaan menyaksikan hijrahnya para muslimah, ada yang
mengusik saya. Ada sebuah iklan memperlihatkan para muslimah berkerudung, mengusung
motto, “Berhijab, Tak Membuatku Berhenti Melakukan Apa Yang Aku Suka”.
Dalam iklan itu beberapa aktivitas muslimah diperlihatkan. Dari
olahraga hingga seni. Semampunya saya menyimpulkan maksud dari iklan itu. Yang
saya tangkap; Meski berhijab bukan berarti muslimah tak bisa melakukan hobinya,
silahkan lakukan apapun yang menyenangkan bagimu. Sebab hijab bukan penghalang
untuk berkarya.
Ada kekhawatiran saya pada motto dalam iklan itu. Khawatir bila spirit yang mewarnainya adalah
liberalisme.
Masih ingat tidak, video wanita bercadar ngedije di klub yang
sempat viral itu? Ekstrim kan? Disatu sisi hijab dan cadarnya jadi simbol
ketaatan. Namun di satu sisi dia sedang berada di tempatnya orang mabuk dan
gaul bebas.
Saya pikir pesan dari video itu sama, hijab bukan penghalang diri
kamu untuk melakukan apa yang kamu suka. Tapi nurani kita sebagai muslimah suka
nggak dengan penampakan tersebut?
Allah swt Maha Pengasih dan Penyayang. Tentu Islam sebagai tuntunan
hidup kita bukan dimaksudkan Allah swt untuk menyusahkan atau mengekang hidup
kita.
مَا
أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
"Kami
tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah." (Thaha :
2).
Islam bukan ingin mengekang, tetapi
mengarahkan perbuatan kita agar berjalan dengan benar menurut Allah swt. Kita boleh makan apa saja asalkan makanan
halal dan menyehatkan. Muslimah boleh berdandan semenor apapun, asalkan di hadapan suami dan
mahramnya. Silahkan seorang muslimah menjalani hobinya, tapi tetap dalam
koridor Islam.
Saya
sendiri punya hobi bernyanyi. Saat kuliah hobi itu saya salurkan dengan menjadi
anggota paduan suara kampus. Tapi setelah mengenal Islam lebih dalam, saya
menyadari bahwa wanita adalah kehormatan yang harus dijaga. Berhijab seharusnya
diikuti ketaatan pada perintah Allah swt yang lainnya.
Bernyanyi
di muka umum rentan dosa. Sebab ada tuntutan dandan, campur baur dengan lelaki, pandangan
yang kurang terjaga dan suara yang bisa saja menggoda.
Bersama
jamaah pengajian, ternyata saya tetap bisa menyalurkan hobi menyanyi. Saya bisa
bernyanyi di hadapan teman-teman perempuan saya. Sebab lagu religi bisa jadi salah
satu sarana hiburan sekaligus berisi pesan Islam.
Inti
dari apa yang ingin saya katakan adalah berhijab harus membuat kita berhenti
mengikuti hawa nafsu kita. Hijab hanya satu dari sekian banyak aturan Allah
swt. Masih ada aturan tentang ibadah, makanan/ minuman, akhlak, pergaulan dan
lain sebagainya.
Maka
hijab harus jadi pendorong bagi kita untuk menjalankan aturan-aturan Allah swt
yang lainnya. Taat itu harus sepenuhnya, tak boleh setengah-setengah. Caranya,
yuk belajar Islam lebih dalam.
0 Comments
Post a Comment