Tuesday, April 17, 2018

Mengenal Munafik


YouTube

Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik. Nifak itu sama dengan kharaja yaitu keluar. Dalam arti telah keluar keimanan dari dalam hatinya. Al Qur’an surat al Baqarah ayat 8 dan 9 menceritakan mengenai gambaran orang munafik. 

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah: 8)

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al Baqarah: 9)

Dalam tafsir al Qurthubi dijelaskan bahwa orang yang dimaksud dalam ayat itu adalah Abdullah bin Ubay Bin Salul. Pemuka kaum Yahudi ini sangat membenci  Muhammad saw. Kebencian yang pada umumnya dimiliki oleh Yahudi saat itu pada beliau penutup para Nabi tersebut. Tentu Abdullah enggan masuk Islam.

Namun pasca perang Badar, ia merasa Muhammad saw dan kaumnya semakin di atas angin. Ketakutan akan kehancuran merasuki dirinya. Lalu ia beserta kaumnya memilih masuk Islam dalam keadaan terpaksa. Zhahirnya (luarnya) menyatakan iman, tapi hati ingkar.

Abdullah bin Ubay hobi membuat makar. Tiap ada kesempatan ia secara diam-diam kerap memprovokasi kaum muslim memusuhi Sang Nabi. Ia ingin melemahkan keimanan kaum muslim dan melepaskan kesetiaan kaum muslim pada Rasul.

Abdullah bin ubay dan orang setipe dengannya disebut munafik, bahkan munafik tingkat akut yang kelak bersama orang-orang kafir, kekal di neraka.

Ustadz Kusnady juga menjelaskan ada kemunafikan kumat-kumatan. Maksudnya, di awal seseorang memang memiliki keimanan yang benar, meyakini Allah swt sebagai satu-satunya sesembahan.

Namun di tengah jalan, ada saat dimana ia  tergoda riya hingga beramal untuk selain Allah swt. Nah, pada saat seseorang beramal untuk dilihat manusia, saat itulah ia sedang dirasuki kemunafikan. Dan hal itu bisa terjadi pada muslim mana saja.

Kita tak berhak menilai seseorang munafik atau tidak. Karena kemunafikan itu ada di dalam hati. Tapi kita bisa mengenal ciri-ciri munafik baik pada diri kita maupun orang lain. Misal, ada calon kepala daerah, yang sehari-harinya diketahui tak pernah ke mesjid, namun di momen jelang pilkada ia rajin ke mesjid. Jika setelah pilkada ia tak pernah lagi ke mesjid. Itu ciri-ciri seorang yang beramal guna menarik simpati manusia.

Contoh lagi, jika seseorang solatnya lebih bagus saat sedang ramai orang dibanding sendirian, maka itu mencirikan amal karena manusia.

Masih banyak lagi sebenarnya penjelasan dari hadist mengenai ciri-ciri munafik. Tapi yang dibahas dalam majelis tersebut sebatas itu saja.

Astaghfirullah. Mari memohon perlindungan kepada Allah swt dari sifat-sifat munafik..

(ilmu dari Majelis Tafsir al Qurthubi, Mesjid Al Jihad Medan Tembung)

0 Comments

Post a Comment