Baru kali ini review produk kuliner.
Biasanya buku. Kali ini tertarik bahas tempat makan, karena punya kesan
istimewa. Sayangnyaaaa, maaf maaf nih ya, kesannya kurang menyenangkan.
Minggu pertama bulan Juli, masih suasana
lebaran. Uang simpanan cukup aman hehe. Jadi sepakat sama suami pengen makan di
luar. Jarang sih ya beginian. Biasanya beli makanan, dimakan di rumah.
Malam minggu itu, di luar rencana, kita
akhirnya berhenti di sebuah tempat namanya Warung Ayam Jingkrak Mas Budi. Ini
pengalaman pertama.
Terlihat dari luar tempatnya cukup asik. Kabarnya
warung itu cabang ke tiga. Letaknya di jalan Tembung pasar. 8 no. 1, Medan. Tanpa
pikir panjang saya dan suami masuk. Kami mempercepat langkah. Pasalnya lesehan
yang kami tuju hampir penuh. Saat itu hanya tersisa satu meja lagi. Lesehannya
bersih dan cukup luas untuk ditempati oleh keluarga dengan orangtua dan empat anak.
Kami memesan dua bebek penyet dan satu
ayam penyet. Nasi sengaja bawa dari rumah. Lumayan ngirit. Gantinya nambah lauk
hehe.
Harga bersahabatlah. Bebek penyet 18 rb
dan ayam penyet 13 rb.
Kenapa juga kami nggak pesan menu andalannya, ayam jingkrak? Saat suami tanya sama pelayannya, "Diapain ayam jingkrak itu rupanya?"
Jawabnya, "Ayam goreng juga pak. Cuma sambalnya lebih pedas."
Tiba di rumah, baru ngeh maksudnya. Pedasnya sambal bakal bikin yang makan ayam jingkrak jingkrak kepedasan hehe.
Tak lama pesanan datang. Tampilan hidangan standar la ya. Menu utama ayam, dengan pendamping urap, daun kemangi dan sambal. Kami segera menyantap pesanan. Makanan kami hampir habis, saat suami nyeletuk, “serba asin ya”.
Jawabnya, "Ayam goreng juga pak. Cuma sambalnya lebih pedas."
Tiba di rumah, baru ngeh maksudnya. Pedasnya sambal bakal bikin yang makan ayam jingkrak jingkrak kepedasan hehe.
Tak lama pesanan datang. Tampilan hidangan standar la ya. Menu utama ayam, dengan pendamping urap, daun kemangi dan sambal. Kami segera menyantap pesanan. Makanan kami hampir habis, saat suami nyeletuk, “serba asin ya”.
Suami saya normalnya orang jawa ya,
senang yang manis-manis. Bagi beliau makanannya serba asin.
Awalnya saya cuek.
Tapi setelah saya hayati lebih dalam, iya memang. Bukan cuma lidah suami yang
kurang nyaman. Saya yang bersuku batak dan nggak punya masalah dengan rasa asin
atau manis pun merasa asinnya masakan melebihi batas normal.
Ini catatan kami
yang pertama, masakan keasinan.
Tentang sambal. Jujur ya mas Budi, masih
perlu perbaikan lagi. Selain rasa asin dan pedas yang menggigit, kurang terasa
gurih seperti pada umumnya sambal ayam penyet.
Trus, saya jadi mikir, kalau sambal ayam penyet dan bebek penyetnya sudah pedas begini, lalu sambal ayam jingrak yang katanya lebih pedas itu sepedas apa lagi ya? Hiii, ngeri perut saya. Maklum, saya punya masalah pencernaan. Nggak beranilah nyobain sambal yang lebih dari pesanan kami itu.
Trus, saya jadi mikir, kalau sambal ayam penyet dan bebek penyetnya sudah pedas begini, lalu sambal ayam jingrak yang katanya lebih pedas itu sepedas apa lagi ya? Hiii, ngeri perut saya. Maklum, saya punya masalah pencernaan. Nggak beranilah nyobain sambal yang lebih dari pesanan kami itu.
Potongan bebek yang kecil buat saya
pengen merasakan menu lainnya. Saya pesan lagi ayam asam manis. Harganya sama
dengan bebek penyet.
Jadi suami makan bebek penyet dan ayam penyet, saya bebek
penyet dan ayam asam manis. Hingga saya menghabiskan bebek penyet dengan
perlahan, pesanan ayam asam manis belum juga datang. Kami pun memutuskan untuk
membawa pulang saja pesanan terakhir itu.
Ini catatan kedua, pesanan datang cukup
lama.
Apa yaaa. Barangkali perbaikannya adalah nambah karyawan atau nambah
kecepatan bergerak kali ya. Atau cari strategi lain supaya pembeli nggak selak bete
nunggu. Ntah kompor yang ditambahi atau apa kek.
Sampai rumah saya menyantap ayam asam
manis milik saya.
Ini catatan ketiga ya mas Budi, ternyata ayamnya nggak cocok
disebut asam manis, tapi asam aja.
Kurang rasa manisnya. Warna sausnya juga
tidak orange pekat, tapi orange pucat. Kenapa? Sausnya habis ya?
Sekali lagi maaf ya. Sebenarnya bila
berbentuk saran perbaikan, enaknya disampaikan langsung pada karyawan di sana. Tapi
semua karyawan terlihat sibuk. Saya khawatir kalaupun disampaikan, saran saya
bagai angin lalu. Sementara tidak ada disediakan sarana buat pembeli memberi
saran, ntah kotak saran atau apalah.
Jadi saya usul nih ya, biar unik gimana kalau
disediakan kotak saran, biar ada masukan untuk perbaikan ke depan.
Tentu
pemilik warung berharap warung buka dalam waktu yang lama plus laris manis.
Jadi mesti rajin dengar masukan dong ya. Moga ke depan ada perbaikan ya..
Catatan terakhir, kami cuma coba tiga
menu. Masih banyak menu lainnya. Seperti olahan gurami, ikan, sayuran, cemilan dan minuman.
Barangkali menu lainnya jauh lebih baik dari pesanan kami. Ada yang mau berbagi pengalaman?
Barangkali menu lainnya jauh lebih baik dari pesanan kami. Ada yang mau berbagi pengalaman?
Maksudnyaaa, jangan kapok dulu buat
nyinggahi warung ini. Ini kan kesan saya. Yang lain belum tentu sama. Bisa juga
masakan malam itu berbeda kondisi dengan masakan hari-hari lainnya. Karena
tempatnya asik, nggak ada salahnya kamu-kamu yang tinggal di Medan nyobain Ayam
Jingkrak Mas Budi.
Smoga pegawai, sukur sukur owner Warung Ayam Jingkrak Mas Budi baca tulisan ini..
Smoga pegawai, sukur sukur owner Warung Ayam Jingkrak Mas Budi baca tulisan ini..
Makasih sharingnyaaa mbaaak. . Semogaaa bisa banyaak perbaikan di ayam jingkrak mas budi mbak ya. Aamiin. . Salam kenaal 😀
ReplyDeleteamiin..
DeleteSaya juga pernah makan disitu. Masukan saya hendaknya sayuran dijaga kondisinya, pasalnya urap yang saya makan bersama ayam pada saat itu, kondisinya sudah mendekati basi. Semoga ada perbaikan demi kepuasan pelanggan. Dan usaha Mas Budi pun lancar jaya.
ReplyDeleteamiiin
Deletetrmksih bnyk bro infonya sangat bermanfaat sekali.jadi lapar ni heheheh
ReplyDeletebolehlah mampir ke tempat aq heheheh
namanya unik, mengundang penasaran. semoga ada perbaikan kedepannya biar pelanngannya balik lagi
ReplyDeleteamiin..
DeleteWaw, mas budi ...
ReplyDeleteSelamat sore mbak. Saya mau boking tempat. Buat nanti sore bisa.
ReplyDeletebooking sama siapa to..wong saja juga pengunjung
Delete