Mendengar
cerita teman yang demam panggung, aku jadi teringat diriku dulu (kayak sekarang
udah mantap aja hehe). Iya, dulu tu aku parah betul. Masa-masa awal kuliah,
menyampaikan pendapat di hadapan dosen dan teman-teman sekelas dalam diskusi
atau presentase makalah, seringnya grogi sampai tak mampu berkata-kata. Di
setiap forum diskusi yang ku ikuti, pengennya berperan jadi MC misalnya, atau
menyampaikan pendapat sekalipun, kakunya luar biasa.
Tapi
sekarang alhamdulillah, lumayan bisa berbicara di depan orang banyak. Meski
nggak sehebat orator professional. Meski tetap dengan tangan yang dingin,
banyakan eee eee (tau ya maksudku, tersendat-sendat ngomongnya) dan tak mampu
begitu detail bercerita sedetail aku buat tulisan. Nah, kepada temanku itu, aku
berbagi tips menghilangkan/ mengurangi grogi ala aku. Nih dia:
Pertama,
perbanyak membaca. Aku sadari memang, waktu kuliah aku tuh orang lapangan hehe.
Aku senang ke sana kemari, ngaji, ngajakin orang ngaji dengan berkunjung ke
rumah teman-temanku. Aktivis kampus deh ceritanya. Sehingga porsi aktivitas
menambah ilmu memang sedikit.
Sementara
untuk bisa menjelaskan sesuatu pada orang lain, isinya ya berupa ilmu atau informasi-informasi.
Kalau pengetahuanku terbatas, bagaimana bisa berbagi pandangan pada orang lain.
Awal
nikah, aku dapat tantangan dari suami, yaitu menjawab setiap pertanyaannya
tentang gerakan Islam tempatku dibina. Untuk bisa menjawabnya terpaksa aku
rajin membaca referensi-referensi terkait pertanyaan itu.
Jadi
rajin juga ngikutin berita, karena tugasku adalah meyakinkannya bahwa Islam
adalah solusi berbagai masalah kehidupan, sehingga penerapan syariah Islam
secara sempurna layak diperjuangkan.
Beberapa
bulan berjalan, alhamdulillah aku merasa lebih baik. Pembinaku yang
menyadarkan, bahwa aku mengalami peningkatan dalam menyampaikan suatu
pandangan.
Tsumma
alhamdulillah, kehidupan pernikahanku terus diwarnai aktivitas belajar. Suami
selalu memberi motivasi padaku untuk membaca. Artinya, semangat belajar yang
merupakan kunci bertambahnya ilmu harus tumbuh dalam diri kita dan orang-orang
di dekat kita. Agar bisa konsisten melakukannya.
Kedua,
sering latihan. Pepatah ala bisa karena biasa itu betul. Kata Ustadz Felix, repetition
(pengulangan). Jadi jangan sungkan untuk mengambil kesempatan berbicara di tiap
forum diskusi yang kita ikuti.
Meski
awalnya banyak melakukan kesalahan, tidak mengapa. Sudah sering kita mendengar,
dari kesalahan kita belajar. Profesional itu butuh proses. Kalau nggak dimulai,
nggak bakal jadi ahli.
Alhamdulillah
temanku itu bersemangat mempraktekkannya. Ia bersedia didaulat sebagai MC di
acara Majelis Ta’lim yang kami adakan setiap bulannya di masjid setempat. Dan
ia bersedia perpartisipasi aktif di forum-forum berikutnya jika ada peluang.
Latihan
berbicara termasuk juga saat pra acara. Artinya, sebelum benar-benar berbicara
di forum, harus terlebih dahulu latihan. Berbicara di depan anggota keluarga
misalnya. Latihan berbicara di depan cermin juga oke. Intinya, rajin latihan.
Ketiga,
berdoa. Sebenarnya berdoa sebelum berbicara sebagai pengisi acara di forum, kerap kulakukan. Hanya saja filosofinya belum nancap. Aku ingat.
Pembinaku yang memahamkan, bahwa kelancaran kita berbicara tak lepas dari
pertolongan Allah swt. Sebagaimana Allah swt menolong kaum muslim di medan
perang.
Apalagi,
hidayah dalam arti taufiq adalah semata kuasa Allah swt. Kita hanya ditugaskan
menyampaikan saja. Maka memintalah kepada Allah swt agar dimudahkan lisan kita
dalam menyampaikan Islam. Kita bermohon agar Allah swt sudi menjadikan kita
sarana sampainya hidayah Allah swt pada seseorang Kita berharap ridhaNya,
pahalaNya, syurgaNya.
Doa
yang terkenal dibaca untuk melancarkan lisan berbicara adalah al Qur’an
surat at Thaha ayat 25 sampai 28, yang artinya: “Ya
Tuhanku, lapangkanlah dadaku. Dan mudahkanlah bagiku urusanku. Dan
lepaskanlah kekakuan lidahku. (Supaya) mereka memahami perkataanku”.
Maka baiknya tak sekedar membaca doanya, namun paham maknanya
hingga rasanya meresap ke dada, terbentuk menjadi percaya diri dan keyakinan
kuat bahwa pertolongan hanya akan datang dari Allah swt untuk kelancaran lisan
kita.
Semoga
lisan-lisan kita dipenuhi perkataan baik dan selalu mengajak orang lain ke
jalan hidayah. Amin.
0 Comments
Post a Comment