Ajang
pencarian bakat semisal Dangdut Academy yang baru-baru ini kembali
diselenggarakan ole salah satu stasiun TV Swasta tak pernah sepi peminat.
Ramai-ramai peserta yang kebanyakan pemuda ngantri untuk mengadu nasib di ajang
ini. Audisi dilaksanakan di area basis pemuda bahkan pemuda yang berpredikat
intelektual, yaitu di kampus.
Di
Medan, acara itu diadakan di Gedung Serba Guna Universitas Medan Area (Unimed).
Sudah pasti para mahasiswa ikut ambil bagian dalam ajang ini. Seperti yang juga
pernah kusaksikan sendiri, ajang Indonesian Idol pernah diselenggarakan di
tempat yang sama.
Ada
dua alasan kiranya yang mendasari minat pemuda ikut lomba pencarian bakat.
Pertama, menyalurkan apa yang mereka sebut sebagai bakat itu. Kedua, ingin
mengubah nasib. Keduanya berujung pada keinginan meraih uang.
Dalam
kacamata sekuler liberalis saat ini, ikut-ikutan ajang berbau hiburan seperti
itu tak ada yang salah. Fine fine aja. Bahkan dianggap positif. Kan menyalurkan
bakat. Mending berkarya dibidang musik, ketimbang terjerumus pakai narkoba atau
semacamnya.
Secara,
cari kerja itu susah, lumayan kan dapat kerjaan yang pendapatannya pasti
lumayan kalau terkenal. Tingginya angka pengangguran dan kesenangan masyarakat
pada dunia hiburan benar-benar dimanfaatkan oleh pebisnis enternainment. Hingga
dengan mudah para kapitalis itu meraup keuntungan besar dari penyelenggaraan
event pencarian bakat ini.
Bagaimana
menurut Islam, prihatin. Terutama bagi mahasiswa ya, yang muslim. Harapannya kan
mahasiswa bisa mengerti perannya sebagai agent of change, bahwa kesungguhan
mereka belajar harus disadari sebagai pelaksanaan kewajiban dari Allah swt
dibarengi aktivitas membangkitkan umat, dengan membina diri dan mengoreksi
penguasa untuk kembali menjalankan kehidupan Islam secara sempurna.
Tapi
ya ini, potensi pemuda dibajak, tak sekedar dalam dunia akademik, dengan
mengarahkan pemikiran mereka mencari ilmu sekedar berakhir di dunia kerja. Tapi
pembajakan juga dilakukan oleh dunia hiburan, dengan menjadikan para pemuda
penggila hiburan. Apalagi mereka memang tidak mempertimbangkan aturan Islam
dalam hal berpakaian dan pergaulan.
Para
pemuda Islam bercampur baur. Muslimahnya mengeluarkan suara merdu menggoda,
berlenggang lenggok untuk menarik perhatian juri. Kalaupun memaksakan diri
menggunakan penutup aurat, tentu tak sesuai tuntunan Islam yang serba ketat
membentuk tubuh.
Pemuda
Ayo Bangkit
Sebagai
sesama muslim, saya mengajak kamu kaum pemuda Islam untuk serius memahami Islam
dan memperjuangkannya agar tegak sepenuhnya dalam institusi Khilafah. Dengan
Islam seluruh persoalan yang menimpa bangsa kita maupun umat muslim di seluruh
dunia bisa teratasi. Dengan Islam hak-hak umat Islam untuk terjaga harta,
nyawa, kehormatan dan aspek lainnya dapat terwujud. Dengan Islam hidup seluruh
manusia baik muslim dan nonmuslim akan sejahtera. Dengan Islam hidupmu akan
mulia dunia akhirat.
Bangkitlah
wahai pemuda. Tinggalkan hal-hal yang tak berguna. Jikapun kau ingin mencari
rizki Allah swt, carilah dengan jalan yang terhormat, bukan dengan jalan terjun
ke dunia hiburan yang banyak mudharatnya dan bisa mengundang murka Allah swt.
Bangkitlah wahai pemuda.
0 Comments
Post a Comment