“Selamat ya Bita, udah dewasa, udah nanggung dosa sendiri”. Ucapku
pada keponakan yang ketahuan mengalami menstruasi untuk pertama kali. Bita pun
tersipu malu kepadaku.
Menurut pandangan Islam, secara fisik kedewasaan seseorang (aqil baligh) diantaranya
diukur dari menstruasi pada perempuan. Iapun disyaratkan punya kemampuan
berfikir yang sehat sempurna sehingga mampu menanggung beban hukum.
Saat aqil baligh, berarti seorang muslim disebut mukallaf, yaitu
orang yang wajib menjalankan syariah Islam. Usia akil baligh biasanya tak lebih
dari 15 tahun. Ada juga muslim yang baru berusia 9 tahun sudah mencapai akil
baligh. Kalau keponakanku Bita mengalaminya diusia 10 tahun.
Adalah Islam yang bukan sekedar menetapkan standar kedewasaan, tapi
juga memiliki tuntunan untuk orangtua, sekolah maupun negara agar diusia
dewasanya, seorang muslim benar-benar layak dan mampu diberi tanggungjawab
melaksanakan pedoman hidup Islam bagi kehidupannya.
Kepada orangtua terutama ibu, Allah swt memerintahkan untuk
mendidik anaknya sesuai Islam. Negara pun diperintahkan menyediakan pendidikan
formal dan suasana kondusif dalam masyarakat untuk saling mendukung dengan
oratua dalam mendidik anak-anak.
Hasilnya, sebagaimana salah satu kisah yang diceritakan dalam
sejarah kejayaan Islam, di usia mudanya Muhammad al Fatih mampu menjadi
pemimpin negara dan panglima perang. Di masa kini, sebagai contoh, Alvin
mendapat lampu hijau dari ayahnya, Ustadz Arifin Ilham, untuk menikah setelah
menamatkan hafalan qur’annya. Alhasil di usia 17 tahun Alvin telah benar-benar
menunjukkan kedewasaan dan siap menjadi pemimpin rumahtangga dengan menikahi
seorang muallaf inspiratif bernama Siti Raisa.
Beberapa ciri muslim dewasa bisa dilihat dari sejumlah karakter
yaitu:
Tenang Menghadapi Masalah
Masalah sudah pasti jadi teman setia
manusia. Menginginkan hidup tanpa masalah sama dengan nggak pengen hidup lagi
hehe. Banyak orang gusar dalam menghadapi masalah. Marah, panik, galau, seolah
nggak ada jalan keluar. Itulah pentingnya memahami Islam. Karena Islam
berfungsi sebagai problem solving dalam hidup kita.
Saat kekurangan rezeki misalnya, ilmunya
ikhtiar, sabar dan tawakkal. Saat ditawari kerjaan yang diharamkan Allah swt
dengan pendapatan aduhai, ilmunya yaitu istiqomah dalam kebenaran. Dan banyak lagi.
Nah, orang yang dewasa dengan standar
Islam, so pasti akan tenang menghadapi masalah. Karena ia punya Allah swt sebagai
tempat bersandar.
Berpikir Secara Tepat
Banyak momen yang membutuhkan keputusan
dari kita. Nikah sama dia nggak ya? Pilih melakukan itu atau melakukan ini?
Nah, orang dewasa tuh biasanya selalu berfikir dengan tepat.
Saat butuh memutuskan suatu hal dengan
pemikiran mendalam, ia akan lakukan. Saat butuh memutuskan suatu hal secepatnya
ia pun sanggup melakukan. Lagi-lagi, kuncinya tuh ada pada pemahaman Islam
kita. Dengan panduan Islam, insya allah keputusan-keputusan yang kita pilih
sesuai dengan tuntunanNya.
Bertanggungjawab
Menjadi dewasa amat butuh sikap
tanggungjawab. Sebab untuk jadi manusia berkualitas pasti kita akan diberi
pelatihan dengan sejumlah tugas-tugas di tiap peran yang kita jalani. Sama
ortu, diamanahkan buat mengelola uang jajan misalnya, atau dikasih tugas
rumahan tertentu. Di sekolah dikasih tugas sama guru, jadi anggota OSIS dan
lain sebagainya.
Termasuk pula tugas-tugas yang diberikan
Allah swt berupa perintah dan larangan yang ada dalam al Qur’an dan as sunnah. Maka
kita hanya akan dianggap dewasa kalau mampu mengerjakan dengan baik tiap tugas
yang diberikan alias bertanggungjawab.
Mandiri
Dalam Islam, lelaki dewasa yang normal
dan tidak cacat yang menyebabkannya butuh bantuan orang lain buat beraktivitas,
maka wajib baginya menanggung nafkah dirinya dan kerabatnya. Seorang anak
lelaki dewasa menafkahi diri dan ortunya. Seorang suami menafkahi keluarganya.
Demikian dengan muslimah dewasa, ia sudah seharusnya mampu mengurusi dengan
baik segala urusannya.
Maka lekaki bisa dikatakan dewasa bila mandiri
secara finansial dan urusan pribadinya. Muslimah dewasa dikatakan mandiri saat
mampu mengatasi masalahnya tanpa banyak merepotkan oranglain.
Peduli
Orang dewasa tentu paham kalau manusia adalah makhluk sosial yang nggak bisa hidup tanpa orang lain. So, pastinya ia bakal menanggalkan sikap individualis dan berganti jadi orang yang lebih peduli.
Ditambah lagi kalau bagi muslim, harus dipahami bahwa Islam nggak kenal istilah elo elo gue
gue. Islam memandang kaum muslim sebagai satu tubuh. Wujudnya adalah harus saling
peduli terutama dalam hal saling menasehati dan saling mengingatkan dalam
kebenaran dan kesabaran (QS surat al ashr).
Islam juga mengajarkan bersikap baik pada sesama
yang menunjukkan kepedulian. Allah swt berfirman, “Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An
Nisa: 36)
Jadi, kalau
kamu muslim dan merasa sudah dewasa, sudah seharusnya ciri dewasa tersebut ada
pada diri kamu. Kalau belum, mari kita sama-sama terus belajar menjadi manusia
dewasa sesuai standar Islam. Yakin deh, hidupmu akan tenang dan nyaman ketika
jadi dewasa yang sesungguhnya.
0 Comments
Post a Comment