Judul Buku :
Ekonomi Islam Madzhab HAMFARA Jilid I Falsafah Ekonomi Islam
Penerbit :
Irtikaz
Ketebalan :
422 Halaman
Tahun terbit : cetakan
ketiga, 2014
ISBN : 978-979-97937-4-4
Ilmu yang paling bertanggungjawab
terhadap nasib jutaan umat manusia adalah ilmu ekonomi. Apakah manusia disatu
belahan dunia mendapat aliran makanan atau tidak, itu urusan ilmu ekonomi.
Apakah jutaan buruh yang bekerja peras keringat banting tulang akan mendapat
upah layak, itu urusan ilmu ekonomi. Itu makanya, penulis buku ini berani
menyebut bahwa ilmu ekonomi punya peran penting dalam kehidupan yang harusnya
dapat perhatian maksimal.
Ekonomi Islam madzhab Hamfara
bukan satu aliran fiqih baru yang diperkenalkan oleh mujtahid era kini. Apalagi
ntar Ustadz Dwi Condro yang disangka ngaku-ngaku sebagai mujtahid mutlak era
kini. Hamfara singkatan dari Hadza min fadhli rabbi (Ini adalah karunia dari
Tuhanku). Ustadz Dwi Condro sang pakar ekonomi dan pendakwah ini mau bilang,
bahwa konsep ekonomi yang beliau sajikan dalam buku ini murni dari Islam, bukan
Islamisasi.
Kalau islamisasi ekonomi yang
menurut beliau dilakukan oleh kebanyakan penggagas dan penulis ilmu ekonomi
Islam saat ini, adalah usaha melahirkan “anak haram” dari sistem kapitalisme. Maksudnya, bahwa sistem
ekonomi ala ideologi kapitalis saat ini berusaha dikompromikan dengan nilai-nilai
Islam. Akhirnya lahirlah apa yang dinamakan sebagai ekonomi Islam, padahal sejatinya
masih terjebak dalam ruang lingkup sistem kapitalis.
Sedangkan konsep ekonomi Islam
yang dimaksud oleh beliau adalah seutuhnya diambil dari sumber al Qur’an dan
as sunnah. Murni dari Islam yang artinya konsep ekonomi tersebut berdasarkan dalil-dalil
syara’ yang sejak dulu digali oleh para mujtahid, namun kini ditinggalkan
pelaksanaannya oleh umat Islam karena ketiadaan negara Islam.
Hebatnya, beliau mampu
menjelaskan dengan detail perbedaan antara ekonomi Islam yang utuh dengan ekonomi
kapitalis. Sehingga diharapkan kita benar-benar mampu memisahkan keduanya di
benak kita.
Di awal Ustadz Dwi Condro
mengajak kita memahami perbedaan ilmu ekonomi dengan sistem ekonomi. Ternyata
selama ini ilmu ekonomi yang dikenal di bangku kuliah menganggap sama antara
sistem ekonomi dengan ilmu ekonomi. Hal ini menjadikan pandangan kita tidak
jernih dalam melihat persoalan ekonomi yang ada.
Antara ilmu ekonomi dan sistem
ekonomi itu berbeda loh. Ilmu ekonomi berbicara tentang bagaimana kita mengolah
bahan mentah jadi bahan jadi dengan memperhitungkan efisiensi biaya dan target
keuntungan. Ilmu ekonomi bersifat objektif. Sedangkan sistem ekonomi bicara
mengenai siapa yang berhak menguasai sumber daya alam? Siapa yang berhak
menikmatinya? Jadi sistem ekonomi bersifat subyektif tergantung dengan ideologi
yang dianut sebuah negara. Namun meski bersifat objektif, ilmu ekonomi lahir
dari sistem ekonomi yang sedang diterapkan.
Sesuai batas keilmuan saya, saya
menganggap buku ini luar biasa. Ustadz Dwi Condro terlihat amat paham tentang
sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi Islam. Beliau mampu benar-benar
memisahkan antara keduanya. Beliau dapat menjelaskan proses terbentuknya teori ekonomi
makro dan mikro ala kapitalis.
Semua diawali dengan
pemberlakukan ideologi kapitalis oleh negara, lalu masyarakat mau tak mau
menjalani aktivitas ekonomi dalam batas-batas sistem yang sudah diatur negara. Dengan
begitu terbentuklah masyarakat ekonomi kapitalis yang sudah beraktivitas secara
terus menerus dan teratur.
Dari sini para ilmuwan mengkaji prilaku
masyarakat dalam menjalani aktivitas ekonominya, dibantu dengan ilmu matematika
sebagai alat merumuskan ilmu ekonomi secara ilmiah. Hasilnya, lahirlah teori ekonomi
makro dan mikro. Bahayanya, karena ilmu ekonomi kapitalis berhasil dirumuskan
secara matematis, dibahaskan dibangku kuliah dan dianggap ilmiah maka
kesimpulannya ilmu tersebut objektif. Inilah masalahnya, sehingga para
intelektual muslim menganggap sah-sah saja merumuskan ilmu ekonomi Islam
berdasarkan teori-teori ekonomi yang dipelajari dibangku kuliah.
Maka dipembahasan puncak Ustadz
Dwi Condro menjelaskan mengenai sistem ekonomi Islam mulai dari pandangan
dasar, pilar-pilar ekonomi Islam serta pembahasan cukup rinci tentang konsep
kepemilikan dan distribusi kekayaan menurut Islam. Buku setebal 400 halaman ini
baru sebatas membahas tataran falsafah ekonominya saja, belum membahas lebih
detail tentang prakteknya.
Di bab Pendahuluan sudah disampaikan bahwa Buku Ekonomi
Islam madzhab Hamfara ditulis dalam tiga jilid. Jilid pertama menyangkut “Falsafah
Ekonomi Islam”. Jilid dua membahas “Mekanisme Pasar Syari’ah”. Jilid tiga
tentang “Sistem Fiskal dan Moneter Islam”.
Gaya penulis bertutur khas beliau, yaitu terkesan bertele-tele dan ada pengulangan untuk tiap kalimat yang terkesan penting. Barangkali memang seperti itu cara beliau memahamkan para pembaca bukunya. Meski begitu bukunya tetap enak dibaca kok. Bagi yang belum punya basic, membacanya secara perlahan insya allah mampu memahami. Apalagi bagi yang sudah pernah belajar ekonomi sebelumnya, maka membaca buku ini akan asyik sekali.
Gaya penulis bertutur khas beliau, yaitu terkesan bertele-tele dan ada pengulangan untuk tiap kalimat yang terkesan penting. Barangkali memang seperti itu cara beliau memahamkan para pembaca bukunya. Meski begitu bukunya tetap enak dibaca kok. Bagi yang belum punya basic, membacanya secara perlahan insya allah mampu memahami. Apalagi bagi yang sudah pernah belajar ekonomi sebelumnya, maka membaca buku ini akan asyik sekali.
Membaca buku ini, merasa diri
tercerahkan dan menambah optimisme bahwa Islam kaya akan khazanah keilmuwan
yang berfungsi sebagai ilajul musyqilatil hayatil insan (pemecah problematika
kehidupan manusia).
0 Comments
Post a Comment