Pernah dengar berita ini? Meski beritanya sudah lama, tapi fakta kehamilan remaja tetap hangat di sekitar kita. Seorang siswi
SMA yang masih berseragam dipergoki warga melahirkan di sebuah kebun,
(Merdeka.com, November 2014). Dia bukan ingin melahirkan dengan cara yang unik,di
tempat terbuka. Tempatnya punya orang lain pula. Tapi dia lagi panik. Perutnya sudah
semakin membalon. Bayi di dalamnya sudah mendesak hendak keluar. Sementara
kondisinya sulit untuk mempersiapkan kelahiran si bayi dengan baik. Diri masih
sekolah dan belum menikah. Siapa yang mau bertanggungjawab? Orangtua? Mereka
justru marah dengan keadaan itu. Alhasil, si gadis belia melahirkan dalam kondisi
menyedihkan.
Yang perlu kamu catat, peristiwa itu
diawali dari pacaran. Ya, kehamilan itu pasti ada karena hubungan di luar nikah
bernama pacaran. Siapa yang mau melahirkan dengan berpakaian seragam sekolah, di
kebun milik orang lain dan sendirian?
Entah apa yang akan dilakukan gadis itu
sehabis melahirkan andainya luput dari perhatian warga. Mungkin anak itu akan
dibuang begitu saja seperti yang juga sering terjadi. Atau malah dibunuh. Allahu
a’lam.
“Gila” ya. Atas nama cinta,sering
pasangan zina tega berbuat nista, menyakiti darah dagingnya
sendiri. Sudah berbuat dosa zina, ditambah lagi dengan membunuh. Dosanya dua
kali lipat. Astaghfirullah.
Pernah lihat foto diatas? Ini foto
yang pernah heboh di media sosial. Seorang siswa SMP berinisial AM, diduga ‘nembak’ siswi SD
berinisial MP dengan hadiah kue tart dan boneka dari karakter film Disney untuk
si gadis (fimadani.com)
Fenomena pacaran tak terelakkan terus
membudaya meracuni hidup kita. Usia pelaku bukan dewasa, pelajar SMA atau
pelajar SMP saja. Bahkan “naik tingkat”, siswa SD pun ikut-ikutan. Bangga? Aduh
jangan deh. Apa coba yang mau dibanggain dari pacaran?
Pacaran itu hubungan khayali. Iya. Mereka
yang pacaran menganggap seolah mereka terikat hubungan. Terus merasa boleh
mengatur satu sama lain. Tapi itu pas pacaran lagi hangat-hangatnya. Coba kalau
udah beberapa lama, udah bosan. Mulai deh mereka merasa pengen cari yang lain.
Dan spontan merasa pacarnya gak berhak ngatur-ngatur dia. Kalau udah begitu
yang rugi siapa? Perempuanlah. Lagian, mau-maunya disentuh sana sini dengan
lelaki yang gak pernah berikrar dihadapan penghulu mau bertanggungjawab buat hidup
si cewek seutuhnya. Lalu alasan apalagi mau tetap pacaran?
Kamu mau bilang pacaran itu gaul? Yang
ada, pacaran itu jalan kamu untuk ‘digauli’. Kamu pengen katakan pacaran itu
dalam rangka mengenal jodoh kamu? Jodoh yang baik dunia akhirat nggak bakal
kamu dapatkan dari hubungan pacaran. Atau kamu anggap pacaran itu
menyenangkan? Nyatanya, pacaran adalah biang
kerusakan. Maraknya pergaulan bebas, kehamilan diluar nikah, hingga praktek
aborsi dan tersebarnya penyakit AIDS adalah buktinya. Bayi-bayi hasil zina hanya
punya dua pilihan, diaborsi atau dilahirkan dengan cara tidak manusiawi. Layaknya kucing yang sedang beranak. Kisah
diatas hanyalah satu diantara banyak kisah lainnya yang tak kalah mengiris hati
kita.
Catatan lagi buat kamu. Pacaran bukan
budaya khas Islam. Ia datang dari negeri orang-orang kafir barat. Pacaran itu gaulnya
mereka yang memandang hidup ini bebas dijalankan sesuka hati tanpa aturan
agama. Berdasarkan insting mereka, berhubungan dengan lawan jenis sesuka hati
itu sah-sah saja.
Di negeri barat, jangankan dengan lawan
jenis, dengan sesama jenis pun naluri seksual dilampiaskan. Sudah banyak negara
di barat yang mengakui pernikahan sesama jenis. Di Indonesia sendiri,
belakangan penyuka sesama jenis juga mulai berkembang pesat. Bahkan menjalin
hubungan dengan hewan atau berfantasi seks dengan benda pun menjamur di barat.
Mereka memang “gila”. Kasihan kaum muslim yang mengagumi dan meniru
negeri-negeri rusak itu.
Pandangan Islam tentang Pacaran
Bagaimana Islam memandang pacaran. Islam
tidak mengenal istilah pacaran. Jika pacaran diartikan sebagai hubungan di luar
pernikahan, maka Islam melarangnya. Secara jelas tercantum di dalam Al Qur’an.
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk”. (QS. Al Isra: 32)
Menurut Ibnu Jarir al Thabari, seruan
ayat ini berlaku untuk seluruh manusia. Mereka dilarang mendekati perbuatan
zina. Pacaran terkategori sebagai aktifitas mendekati zina.
Allah Swt juga melarang kaum muslim
berdua-duaan dengan yang bukan mahramnya. Nasehat Rasulullah Saw patut
diperhatiakan. “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat(berdua-duaan)
dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara
mereka berdua.”(HR. Ahmad)
Coba, ada tidak pacaran tanpa
berdua-duaan? Mustahil. Meskipun katanya pacaran long distance alias pacaran
jarak jauh, sama saja. Tetap ada momen tertentu yang mereka rencanakan untuk bertemu.
Di hari ulang tahun sang pacar mungkin, atau merayakan valentine. Temu kangen itu
biasanya tidak jauh dari romantisme memuakkan. Na’udzubillah.
So, buat yang muda, please jauhi pacaran.
0 Comments
Post a Comment