catatanhapingzhah.wordpress.com |
Hidayah akan dipeluk oleh orang yang bersegera mengambil kebenaran
setelah mendengarnya. Dek Novri adalah orang yang bersegera itu. Ia baru saja beberapa
minggu meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai di perusahaan pembiayaan dana
cepat.
Tahu dong tu pembiayaan dana cepat. Siapa butuh dana cepat untuk
membiayai suatu keperluan, si perusahaan akan meminjamkan sejumlah uang.
Syaratnya cukup BPKP motor, uang segera cair. Selanjutnya, peminjam harus
mencicil hutangnya dalam tempo yang telah disepakati bersama. Tentunya uang
yang dikembalikan jumlahnya lebih besar dibanding uang yang dipinjam. Berbunga
4%.
Bagi umat Islam, keharaman riba (bunga) kan sudah qath’i (pasti) ya.
Salah satu dalilnya Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat : 275. Yang berkesan dari
ayat itu, dikatakan bahwa “orang yang mengulang ulang riba, padahal sudah
mengetahui keharamannya, maka akan masuk neraka dan kekal didalamnya”.
A’udzubillah.
Suatu hari dek Novri ketemu Bu Atin, seorang aktivis dakwah. Bu Atin menasehati
Novri dan memberinya pengetahuan tentang pekerjaannya. Disampaikan bahwa posisi
Novri sama saja memudahkan aktivitas riba. Terlibat dalam aktivitas riba, baik
sebagai pemakan riba, pemberi ataupun perantara sama saja dosanya. Ini sesuai
hadist Rasul.Bu Atin memahami kalau sebagai muslim, dirinya punya tugas
watawassaubil haq (ingat mengingatkan dalam kebenaran). Mau diterima atau
tidak, yang penting sudah disampaikan.
Alhamdulillah, hati dan pikiran Novri terbuka. Beberapa hari setelah
mendengar argumen syar’i tentang profesinya, dia meninggalkan pekerjaan itu. Tak
ada rasa takut di hatinya akan kehilangan rizki Allah Swt. Kini dia rutin
belajar memahami Islam dan memperbaiki bacaan Al qur’annya bersama bu Atin dan
teman – teman lain yang sama – sama mengkaji Islam di sebuah jamaah. Lalu
bagaimana kehidupan ekonomi Novri setelahnya? Tenang, Allah tidak akan
meninggalkan hambaNya yang memilih jalan kebenaran.
Latar belakang keluarga Novri memang cukup menyedihkan. Ayahnya yang
seorang mualaf, mengajak istri dan anaknya kembali pada agama yang lama. Ibu
Novri tidak bersedia, sehingga keluarga mereka terpisah. Kakak dan abang Novri
ikut jejak Ayah. Hanya ibu dan Novri yang tetap berpegang pada tali agama Allah
Swt.
Novri merantau ke Medan untuk kuliah. Sembari kuliah, ia bekerja. Sekarang
ia tak lagi bekerja. Untuk menghemat biaya Novri tinggal di rumah bu Atin. Ibunya
di kampung menitipkan dengan penuh keikhlasan Novri kepada bu Atin. Sebab tempat tinggal Novri
sebelumnya cukup rawan.
Awalnya, dia tinggal bersama kakaknya yang murtad, yang selalu menyulitkannya menjalankan Islam. Subhanallah, rizki
datang dari mana saja, dari arah yang tak disangka – sangka. Contohnya saja pakaian
syar’i Novri, yang diperoleh dari infak teman – teman. Semoga Novri dan kita
semua tetap istiqomah berada di jalan Islam, amin.
0 Comments
Post a Comment