Thursday, January 22, 2015

Sebuah Keprihatinan

Picture by http://money-is-uang.blogspot.com

Apa yang kamu pikirkan dan rasakan, melihat ada pelajar di pagi hari 20 menit sebelum berangkat sekolah menyiapkan buku pelajaran untuk hari itu. Bahkan hari-hari sebelumnya pernah terlihat ia mengerjakan PR dalam keadaan yang sama, di pagi hari dan hendak berangkat sekolah. Kalau saya berpikir anak ini kemungkian besar tidak senang belajar. Atau mungkin tidak memahami bagaimana menjadi disiplin. Atau begitu terpengaruh dengan hiburan. Sehingga sepulang sekolah yang ada dibenaknya adalah nonton hiburan TV, main games di hp serta hiburan lainnya.

Nah, kalo pelajar yang bersikap demikian telah mendapat pesan dan kesan menariknya menimba ilmu, sudah dipandu cara mendisiplinkan diri dan diberi ketegasan dalam memenuhi selera hiburan, maka jelas ia salah. Kemungkinan ia orang yang lemah dalam menyerap informasi ataupun mengindera situasi sekitar. Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya maka yang salah jelas orangtuanya. Apalagi kalau ini terjadi pada anak tingkat sekolah dasar.
Sayang saya tidak sempat menanyakan pada keluarganya tentang alasan anak itu kelihatan enggan belajar. Jadi, saya tidak tahu apakah anak yang saya lihat bersikap kurang baik ini dalam kondisi pertama atau kedua. Yang pasti, saya prihatin. Sambil menatapinya, saya membayangkan andai anak itu adalah anak saya, betapa sedihnya. Setiap anak yang berusia sangat muda masih butuh di eksplor kemampuan dirinya dengan maksimal. Agar ia tumbuh dewasa menjadi matang. Matang dalam berfikir, bersikap dan menyelesaikan setiap persoalan hidupnya. Jangan sampai ia hanya dewasa karena umurnya. Semoga semua belum terlambat.

1 Comments:

  1. Saya punya anak mbak, kelas 2 sd. Klo soal nyiapin buku pagi....ga begitu masalah menurut saya. asal ga da yang kelewat, sampai sekolah ga terlambat, dan bisa mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Yang terpenting balance aja porsi bermain-belajarnya. Tapi memang godaan anak sekarang lebih besar dibanding jaman saya dulu..

    ReplyDelete