Monday, November 17, 2014

Gambaran Islam Dalam Film 99 Cahaya Di Langit Eropa

Picture by me
Patut diapresiasi usaha seorang muslim yang ingin menunjukkan bahwa agamanya itu damai, tidak suka kekerasan. Sudah semestinya kaum muslim menjadi pembela Islam. Sebagaimana pesan yang disampaikan dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa.

Based on true story, film ini bercerita tentang perjalanan spiritual seorang tokoh bernama Hanum. Selama tiga tahun Hanum tinggal di Austria menemani suaminya yang sedang menempuh studi di sana. Tak berapa lama, takdir mempertemukannya dengan seorang muslimah bernama Fatma Pasha.
 
Keakraban mereka membuahkan satu kesepakatan, Hanum dan Fatma ingin menapaki jejak-jejak Islam di Eropa dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Pada akhirnya, Hanum berhasil menjejaki Katedral Mezquita di Cordoba, Istana Al Hambra di Granada, Hagia Sophia di Istanbul dan tempat-tempat bersejarah lainnya. 

Menariknya, bagi Hanum tempat yang dikunjunginya mengalahkan Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di Venezia.

Banyak kesan yang diperoleh Hanum dari peristiwa  yang dialaminya. Pertama, Islam agama yang luar biasa karena mampu menyebar keseluruh dunia hingga Eropa. Islam juga menyumbangkan kemajuan bagi Eropa, mengganti keadaan Eropa dari masa kegelapan, menjadi terang benderang. Hanum merasa bangga dengan agamanya. Bangsa Eropa patut berterima kasih kepada Islam.

Kesan berikutnya, Hanum berkesimpulan bahwa penyebarluasan Islam dengan apa yang disebutnya sebagai teror dan kekerasan, tidak seharusnya dilakukan. Disini, yang dimaksudkan sebagai teror dan kekerasan adalah jihad. 

Kesan itu dikuatkan saat adegan Fatma menangis memandangi foto panglima perang Khilafah Islam yang dulu pernah mencoba melakukan futuhat ke Austria. Dianggap, jihad yang dilakukan itulah yang menyebabkan kebencian dihati orang-orang Eropa kepada Islam.

Ditambah lagi, saat ini perlawanan-perlawanan yang dilakukan kaum muslim terhadap kejahatan Amerika dan sekutunya dianggap pula sebagai wajah bengis kaum muslim yang seharusnya tidak ditunjukkan. 

Tidak seharusnya senjata dilawan dengan senjata. Sebaliknya, mereka ingin kaum muslim tetap dalam wajah manisnya, bersabar dalam arti tidak membalas perbuatan jahat barat. Dengan asumsi, barat akan malu dengan perbuatan mereka. Lalu menghentikan kejahatan mereka. Karena kejahatan yang mereka lakukan dibalas dengan kelembutan.

Sampai disini saya merasa gambaran yang diberikan dalam film ini tentang jihad tidak adil. Sebab jihad dipahami hanya berdasarkan cara pandang manusia, terutama barat. Sementara, bagaimana pandangan Islam? Atau bagaimana Islam mengatur tata cara jihad? Sudahkah tokoh Hanum mencari tahu terlebih dahulu?

Sekali lagi saya mengapresiasi usaha setiap muslim yang ingin menyelamatkan citra Islam dimata barat. Namun semestinya kita bersikap objektif dengan menghadirkan fakta sesungguhnya tentang Islam. Tidak lantas mengikuti cara pandang barat hanya agar mereka menghentikan hujatan kepada Islam.

Secara bahasa jihad berasal dari kata jahada, artinya bersungguh-sungguh. Secara istilah syara’ bermakna berperang untuk meninggikan kalimat Allah Swt di seluruh alam. Dalam hal ini tidak ada perbedaan dikalangan ulama baik Syafi’i, Hambali, Maliki, maupun Hanafi. 

Sebagaimana salah satu ayat Al Qur’an menjelaskan: “ Wahai orang-orang beriman diwajibkan kepada kalian berperang, padahal berperang itu merupakan sesuatu yang kalian benci”. (QS. Al Baqarah : 216)

Jelaslah, jihad adalah bagian dari ajaran Islam. Bahkan jihad adalah salah satu metode Islam selain dakwah untuk menyebarluaskan Islam keseluruh dunia. Seram? Sungguh pengetahuan kita belumlah lengkap jika masih berpikir demikian.

Allah Maha Tahu isi hati hamba-Nya. Dalam Surat Al Baqarah ayat 216 tampak bahwa Allah mengetahui manusia tidak suka berperang. Allah jualah yang menumbuhkan kepada manusia rasa tidak senang dengan peperangan. Namun Allah tetap memerintahkannya dengan mengatakan diakhir ayat itu :”Boleh jadi apa yang kau benci itu baik bagimu. Dan boleh jadi yang kau suka itu buruk bagimu. Allah Yang lebih tahu, sedangkan kamu tidak tahu”.(QS. Al Baqarah : 216)

Artinya, Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang pasti punya maksud tertentu terhadap segala aturan-Nya.dan maksud tersebut pastilah sesuatu yang baik bagi manusia. Terbukti memang, dengan dakwah dan jihad Islam bisa tersebarluas hingga ke seluruh dunia. 

Dengan dakwah dan jihad manusia bisa terunjuki pada kebenaran Islam. Dengan dakwah dan jihad, pada masanya Islam dan kaum muslim amat dihormati dan disegani. Dengan dakwah dan jihad kalimat Allah ditinggikan.

Namun, jangan dianggap jihad tidak punya aturan. Dan ketika Islam mengatur tentang jihad, ia jauh dari kebrutalan. Islam mengatur bahwa jihad dilakukan terhadap tentara dari kaum kafir, bukan orang sipil. Jadi dalam berperang, tidak boleh menyakiti perempuan, anak-anak, orangtua bahkan tumbuhan sekalipun tidak boleh dirusak. 

Juga tidak boleh merusak fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah. Jika pihak lawan sudah menyerah, maka peperangan akan dihentikan. Pihak lawan akan dibantu perobatannya seraya didakwahi kepada Islam. Subhanallah.

Pernah nonton film penaklukan konstantinopel oleh panglima Muhammad Al Fatih? Film tersebut secara jujur menggambarkan bahwa jihad bukan dilakukan untuk menyakiti manusia. Tapi untuk melawan para tentara kafir yang menghalangi masuknya Islam ke negeri tersebut. Setelah perang usai, tak ada yang disakiti. 

Gereja-gereja yang sebelumnya ada pun tetap dibiarkan ada meski wilayah tersebut sudah menjadi bagian dari khilafah Islam. Bandingkan dengan kebrutalan para tentara kaum kafir Amerika dan israel saat ini yang memporakporandakan negeri-negeri kaum muslim, membunuhi orangtua dan anak-anak kaum muslim, memperkosa para muslimah bak hewan memangsa korbannya. Itulah yang menyeramkan.

Saudaraku, jadilah pembela Islam yang jujur. Dengan tidak menghilangkan citra Islam yang sebenarnya. Tiada kemuliaan tanpa Islam. Wallahu a’lam bishawab

0 Comments

Post a Comment